Recent Posts

7 Januari 2013

Elemen Estetis Pembentuk Logo

Sebagai bagian dari perencanaan coporate identity design, logo ibarat bagian tubuh yang mampu mengutarakan isi hati produk atau perusahaan.
Dari sisi pemasaran, logo mempunyai fungsi identitas yang membedakan sebuahproduk, dengan produk lainnya. Kesemuannya itu tidak lepas dari hakikat logo itu sendiri, sebagai bentuk karya seni rupa biasa berupa dwi matra (Dua Dimensi), atau tri matra (Tiga Dimensi). Sebagai karya seni rupa. Sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi dll. Seperti yang dikemukakan oleh Jhon Murphy :

"The Successful designer of trademarks and logos need to have basic intellectual and draftsmanship skills in addition to sensitivity to the aesthetic elements of design"

Yang berati, seorang perancang logo dan cap dagang yang sukses, perlu memiliki kepandaian dasar dan keterampilan dan dalam menggambar dalam hubungannya dengan kepekaan terhadap elemen estetika disain.

Pada bagian ini akan disampaikan secara ringkas elemen-elemen pembentuk logo, antara lain sebagagai berikut :

1. Garis

Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis memanjang. Sedangkan Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya di sebut garis.

Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, bisa menggunakan pensi, pena, kuas dan lain lain. Bagi senirupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya seni rupa. Garis sering pula disebut kontur, sebuah kata yang samar dan jarang digunakan.

Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis sebagai media ekspresi senirupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis untuk membantuk objek-objek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan didinding gua.

Selain berupa lukisan, nenenk moyang manusia juga menggunakan garis sebagia media komunikasi. Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan lemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik dua dimensi maupun tiga dimensi.

Suasana dalam garis

Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipa dari garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat disekitar kita yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh adalah bila kita melihat garis bentuk "S", atau yang sering disebut "Line of Beauty" maka kita akan merasakan sesauatu yang lembut, halus dan gemulai. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk - bentukyang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut.

Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. garis lengkung mengesankan keanggunan, gerak, pertumbuhan. Berikut ini beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkan :

  • Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
  • Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.
  • Diagonal : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.
  • Lengkung S : Grace, keanggunan.
  • Zigzag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.
  • Bending up right : Sedih, lesu atau kedukaan
  • Diminishing Perspective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan, dan sebagainnya.
  • Concentric Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan.
  • Pyramide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif.
  • Conflicting Diagonal : Peperangan, Konflik, kebencian dan kebingungan.
  • Spiral : Kelahiran atau generative force.
  • Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan
  • Upward Swirls : Semangat menyalah, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.
  • Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme.
  • Inverted Perspective : Keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak.
  • Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan. 
Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang mampu membentuk symbol yang memiliki pengertian khusus sangat menunjang penggunannya sebagai elemen symbol. Penggunaan garis sebagai elemen symbol, pertama kali diperkanalkan oleh Otto Neurath (1882 - 1945) seorang pengajar dan ilmuwan sosial, yang menamakan symbol tersebut sebagai Isotype. Kemudian bahasa Isotype ini berkembang dan menjadi salah satu bahasa gambar yang mampu mewakili berbagai bentuk komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya bentuk-bentuk simbol ini banyak dipergunakan dalam perancangan logo dalam upayah agar mudah diingat dan mempunyai daya komunikasi yang baik.


2. Bentuk

Pengertian bentuk menurut Leksikon Grafika adalah macam rupa dan wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat segi empat dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segi tiga, bundar, elip dsb.

Pada proses perancangan logo, bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting dibanding elemen-elemen lainnya, mengingat bentuk-bentuk geometries biasa merupakan simbol yang membawa nilai emosional tertentu. Hal tersebut biasa di pahami, karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata.

Seperti yang diungkapkan Plato. bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaaan-perbedaan seperti yang terdapat dalam bahasa kata-kata. Namun teori Plato tersebut tidak mesti berlaku semestinya. Ada asepk lain yang mengakibatkan bahasa bentuk tidak selalu efektif. Seperti penerapan bentuk-bentuk internasional dengan target sasaran tradisional atau sebaliknya. Dengan kata lain, bila target sasaran tidak terbiasa dengan bahasa kasat mata tradisional., penggunan bahasa kasat mata international demikian pula sebaliknya.

Dari pemahaman diatas, muncuk teori tentang frame of reference (kerangka referensi) dan field of reference (lapangan pengalaman) yang menjelaskan bahwa penerimaan suatu bentuk pesan, dipengaruhi oleh aspek yakni panca indra, pikiran serta ingatan.

Berikut iini bebrapa contoh bentuk dan asosiasi yang ditimbulkannya berdasarkan buku Handbook of Design & Device karya Clarence P. Hornung

  • Segitiga : Merupakan lambang konsep trinitas. Sebuah konsep religius yang mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Selain itu segitiga merupakan perwujudan dari konsep keluarga yakni ayah, ibu dan anak. Dalam dunia metafisika segitiga merupakan lambang dari raga, pikiran dan jiwa. Sedangkan pada kebudayaan Mesir, segitiga digunakan sebagai simbol feminitas dan dalam huruf Hieroglyps segitiga mengambarkan bulan.
  • Yin Yang : merupakan bentuk yang termasuk dalam jenis Monad, yakni bentuk yang terdiri dari figure geometris bulat yang terbagi oleh dua bentuk bersinggungan dengan masing-masing titik pusat yang berhadapan. Di China bentuk seperti ini disebut Yin Yang, di Jepang disebut Futatsu Tomoe sedangkan orang Korea menyebutnya Tah Gook.  Yin Yang merupakan gambaran dua prinsip alam, Yang melambangkan kecerahan Yin melambangkan kegelapan, Yang melambangkan nirwana dan Yin melambangkan dunia, Yang melambangkan matahari, Yin sebagai bulan, Yang memiliki posisi aktif, maskulin, Yin pasif, feminim. Kesemuannya itu melambangkan prinsip dasar kehidupan, yakni kesimbangan.

3. Warna

Pemahaman tentang warna dibagi dalam dua bagian berdasarkan sifat warna antara lain sebagai berikut :

Warna menurut ilmu fisika :

Adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan
terlihat hitam. Dispersi terjadi apabila sinar matahari melalui prisma kaca yang berbentuk spektrum dan kecepatan menjalarnya tergantung pada panjang gelombangnya. Warna utama dari cahaya atau spektrum adalah biru, kuning dan merah dengan kombinasi-kombinasi yang dapat membentuk segala warna.

Warna menurut ilmu Bahan.

Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. Pigmen memberikan warna pada tumbuh-tumbuhan, hewan, juga pada cat, plastik dan barang produksi lainnya kecuali pada tekxtil yang menggunakan istilah zat celup untuk mewarnainya. Suatu pigmen berwarna khas karena menghisap beberapa panjang gelombang sinar dan memantulkan yang lain. Pigmen banyak digunakan dalam industri, misalnya plastik, tinta karet dan lenolum.

Sebagai bagian dari elemen logo, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari logo tersebut. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol simbol tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah untuk berhenti dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternayat pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.

Kemampuan warna meciptakan impresi, mampu menimbulkan efek tertentu. Secara psikologis diurakan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansur "warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka atau tidaknya kita akan macam macam barang".

Dari pemahaman dapat dijelaskan bahwa warna, selain dapat diliihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi nilai estetis dan turut serta menetukan suka atau tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu meberikan kesan pada sesorang :

Hitam, sebagai warna tertua atau gelap dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan juga kegelapan juga dalam hal emosional.

Putih, sebagai warna yag paling terang, melambangkan cahay, kesulitan dsb.

Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.

Merah, bersifat menaklukan, ekspansif, dominan, berkuasa aktif dan vital

Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari ha hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.

Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalam sesuati, sifat yang tak terhingga dan transeden, disamping itu memiliki sifat tanangan.

Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangna dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditentukan oleh Louis Prang pada 1876, meliputi :

Hue, adalah istilah yang digunkana untuk menunjukan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.

Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

Intensity, seringkali disebt dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwarld Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive System serta RBG Color System.

Diantara bermacam sistem tersebut, kini yang banyak digunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK yang membagi warna dassarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB dipergunakan dalam media visual elektronik.

4. Tipografi

Pengertian tifografi menurut buku Manuale Typographicum adalah :
"Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader's"

Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, huruf tak pernah lepas dari kehidupan keseharian. Hampir setiap bangsa di dunia menggunakannya sebagai sarana komunikasi. Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hierologyphe pada sekitar abad 1300 SM.

Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan kemudian menyebar keseluruh Eropa.

Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad ke-8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulis sendiri, mereka mempelajari sistem tulis Etruska yang merupakan penduduk asli Itali serta menyempurnakannya sehinga terbentuk huruf huruf romawi.

Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan, hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi  membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

Berikut kami sajikan beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan James Craig, antara lain :

Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasi, anggun, lemah gemulai dan feminim.

Egytian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang didapat, kokoh, kekar, kuat dan stabil.

San Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang didapat moderen, kontemporer dan efisien.

Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garis garis dekoratif. Kesannya dalah dekoratif fan ornamental.

Dalam pemilihan jenis huruf, yang mesti diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.

sumber
www.logoresource.com/artikel/elemen_logo.php